TemaNovel Hafalan Shalat Delisa adalah Perjuangan Seorang Anak Kecil dalam Menghafal Bacaan Shalat. II. Penokohan Tokoh-tokoh dan watak dalam novel Hafalan Shalat Delisa, yaitu 1. Delisa · Pantang Menyerah ( Badannya terus terseret. Ya Allah, Delisa ditengan sadar dan tidaknya ingin sujud Ya Allah, Delisa ingin sujud dengan sempurna.
CHLnP1. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hafalan Shalat Delisa merupakan novel karya Darwis atau lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye, adalah seorang penulis novel tanah air yang selalu memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri dari penulis lainnya. Novel yang berjudul Hafalan Shalat Delisa ini merupakan novel terbitan pertama tahun 2005 oleh Penerbit Republika di Jakarta, dengan tebal buku sebanyak 248 halaman. Novel ini menjadi novel best seller dan ceritanya berhasil diangkat ke layar lebar. Novel ini termasuk dalam kategori novel ini menceritakan kisah seorang anak bungsu berumur enam tahun bernama Delisa. Delisa memiliki keluarga yang lengkap, Ummi, Abi, kakak kembarnya yang bernama Aisyah dan Zahra, serta kakaknya yang paling sulung bernama Fatimah. Abinya bekerja di kapal dan akan kembali setelah beberapa bulan ke kota Lho Nga. Anak-anak itu bersama Umminya di rumah. Mereka sangat patuh menjalankan ibadahnya kepada sang khalik. Setiap siang anak-anak pergi mengaji di Tempat Pengajian anak TPA juga tidak pernah meninggalkan kewajiban shalatnya. Tetapi Delisa karena ia masih sangat kecil, ia masih perlu banyak belajar terutama mengenai hafalan berusaha keras menghafal bacaan shalat agar dia bisa mendapatkan sebuah kalung dari ummi-nya sebagai hadiah. Ketiga kakak Delisa pun telah menyiapkan kejutan untuk Delisa. Namun sayangnya, di hari Delisa diuji hafalan bacaan shalat, gempa dan tsunami datang meluluh lantahkan kota Lhok Ngah. Ketiga kakak Delisa meninggal dalam peristiwa itu. Sedangkan ummi Delisa tidak diketahui keberadaannya. Seluruh kota Lho Nga luluh lantak, tidak ada satupun yang tersisa. Berita bencana tersebut menyebar ke seluruh pelosok negeri dan mengagetkan seluruh dunia. Sampailah berita itu ke telinga Abinya yang berada jauh dari bencana itu terjadi. Delisa selamat dari bencana itu. Namun Delisa harus kehilangan salah satu kakinya. Walaupun berbagai cobaan datang menghimpit dan Umminya pun belum diketahui dimana keberadaannya, sedangkan jasad kakak-kakaknya sudah dikebumikan semua. Delisa tetap tabah dan sabar. Bersama Ayahnya ia kembali membangun rumahnya. Ia masih tetap ceria seperti dulu. Akan tetapi, ada satu hal yang mengganjal hati Delisa. Dia tidak bisa menghafal kembali bacaan shalatnya. Sekeras apapun dia mencoba, dia tetap tidak bisa. Pada akhirnya Delisa mengetahui apa yang menyebabkan dia tidak bisa menghafal bacaan shalatnya. Sedikit demi sedikit, Delisa mengahafal kembali bacaannya. Kota Lho Nga pun mulai terlihat bangunan-bangunan baru bukti bahwa mereka sudah memulai kehidupan baru lagi. Dan tiba waktu Delisa bersama teman-temanya pergi ke bukit, beberapa kilometer dari kota Lho Nga untuk belajar bersama gurunya. Saat itupun Delisa pertama kalinya shalat dengan bacaan yang ia hafalkan, saat itu pulalah, akhirnya Delisa menemukan jasad Ummi nya yang sudah menjadi kerangka. Tangan kerangka putih itu menggengam erat sesuatu. Sesuatu yang paling Delisa inginkan. Membaca novel ini, mampu membawa kita terhanyut dalam alur majunya yang mengalir. Dengan adanya sub-bab, pembaca dibuat berdebar-debar dan penasaran untuk mengetahui akhir kisahnya. Dalam novel ini, Tere Liye masih memunculkan masyarakat memegang teguh nilai luhur agama yakni Islam dan budaya serta memberikan panutan, rujukan dalam setiap masalah yang dihadapi warga. Sehingga cerita di dalam novel ini mampu membawa kita kembali pada kondisi masyarakat zaman dulu yang masih sangat polos dan gaya hidup sederhana menjadi ciri khasnya. Cerita ini sesuai dengan realitas sosial pada waktu itu. Bahkan tokoh Delisa merupakan seseorang yang memang menjadi korban bencana gempa dan tsunami pada 12 Desember 2006 yang kala itu menimpa Indonesia. Namun, kejadian yang dialami tokoh utama oleh penulis terkesan terlalu dilebih-lebihkan. Misalnya mimpi-mimpi yang dialami tokoh Delisa dalam titik ketidaksadarannya. Tetapi Tere Liye berhasil mengungkapkan seluruh kisah khususnya peristiwa bencana besar tersebut ke dalam suatu kisah dengan bahasa yang mengalir juga menggunakan beberapa kosakata bahasa daerah setempat. Cerita dalam novel ini sangatlah menguras emosi saat membacanya. Ditambah dengan penokohan yang kuat dan terfokus akan membuat pembacanya semakin terkait dan terhanyut oleh ceritanya, dan yang lebih penting ialah hikmah dari kisah dalam novel ini dapat dipetik mengenai pentingnya manusia dan kemanusiaan. Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, novel ini sangat menarik untuk dibaca, bahkan walaupun sudah dibaca berkali-kali, kita tidak akan bosan untuk membacanya Hesti Putri, Herlis Agusti, Julianti, Nur Alam, dan Wahyudi. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
0% found this document useful 0 votes470 views14 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes470 views14 pagesResensi Novel Hafalan Shalat DelisaJump to Page You are on page 1of 14 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
0% found this document useful 0 votes4K views16 pagesOriginal TitleResensi Novel Hafalan Shalat © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes4K views16 pagesResensi Novel Hafalan Shalat DelisaOriginal TitleResensi Novel Hafalan Shalat to Page You are on page 1of 16 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 14 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Identitas BukuJudul Hafalan Shalat DelisaPenulis Tere Liye Penerbit Republika Tempat Terbit JakartaTahun Terbit 2005Halaman 270 halamanUkuran 13,5 x 20,5 cm Harga Novel ini menceritakan tentang kisah dari seorang anak berusia 6 tahun, ia bernama Delisa, yang hidup bersama Ummi Salamah dan ketiga kakaknya, yaitu Cut Fatimah siswa kelas 1 Madrasah Aliah, si kembar Cut Aisyah dan Cut Zahra yang duduk di kelas 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Lhok Nga. Sementara Abinya, Usman bekerja di tanker perusahaan minyak Internasional, yang biasa pulang setiap 3 bulan sekali untuk menemui keluarganya. Mereka tinggal bersama di komplek perumahan sederhana di pinggir pesisir pantai Lhok Nga, Aceh. Keluarga ini sangatlah bahagia, dengan 4 anak shaleha dengan karakter yang berbeda - beda. Delisa yang bersifat manja dan baik hati, Aisyah yang egois, Fatimah yang bijaksana, Zahra yang pendiam, sehingga menciptakan suasana keributan - keributan kecil pada keluarga itu. Suatu hari Ummi dan Delisa pergi ke pasar untuk membeli kalung emas 2 gram di toko Koh Acan sebagai hadiah ujian praktek hafalan shalat yang akan dilakukan Delisa untuk di setorkan kepada Bu Guru Nur. Abi juga akan memberikan hadiah berupa sepeda untuk Delisa, hal itu mebuat Delisa semakin bersemangat untuk menghafal lafadz bacaan shalatnya. Pagi, 26 Desember 2004 Delisa akan melaksakan ujian praktek hafalan shalatnya. Dengan raut wajah tegang, memucat. Delisa mengangkat tangannya yang gemetar, namun mantap hatinya berkata Delisa akan khusyu' Allahu Akbar. Lantai laut retak seketika Gempa menjalar dengan kekuatan dahsyat. Vas bunga pecah menggores lengan Delisa . Gelombang itu bergetar menyapu Banda Aceh. Namun sedetik berikutnya sejuta air membucah keluar, desiran dahsyat ombak menggulung pesisir komplek, anehnya Delisa tetap kusyu' membaca lafadz shalatnya. Gelombang itu menghantam tubuh Delisa dengan keras, ia terpelenting jauh, entah kemana Delisa terbawa arus ombak. Selama 6 hari Delisa tak sadarkan diri, dia ditemukan dengan keadaan yang sangat menyedihkan, persis seperti mayat. Delisa dirawat di rumah sakit, tak lagi terbaring di semak - semak belukar, tak lagi meminum air hujan, tak lagi kepanasan terpapar sinar matahari. Delisa dirawat dengan banyak selang di tubuhnya, kepalanya dipangkas dengan banyak luka jahitan, lebih dari 20 jahitan, serta kaki yang telah membusuk sehingga terpaksa harus di amputasi, tangannya di beri gips, sungguh malang nasib Delisa, walau seperti itu ia tidak pernah mengeluh. Berkat data - data yang diberikan suster Sophi, Delisa dapat bertemu dengan Abinya. Ia menceritakan tentang kondisinya tanpa ada raut wajah sedih, Abinya tidak menyangka Delisa lebih kuat menerima semuanya, menerima takdir yang telah diberikan Allah SWT. Delisa dan Abinya memulai kehidupannya dari awal, mulai memahami kata ikhlas, ikhlas menghafal hafalan shalat hanya karena Allah SWT semata. Sore itu, Sabtu, 21 Mei 2005, Delisa yang sedang mencuci tangannya di sungai, Ia terdiam ketiak melihat kilauan cahaya dari semak belukar. Kilauan itu bewarna kuning, seperti kalung. Hati Delisa sontak bergetar, bukan karena ia melihat kalung itu berinisial 'D'.Rangkuman Alisa Delisa merupakan seorang gadis kecil yang ingin menghafal hafalan shalat untuk ujian praktek yang akan dilakukannya di depan kelas. Awalnya ia sangat bersemangat menghafal karena Ummi nya membeli kalung emas serta sepeda dari Abinya sebagai hadiah kelulusan ujian praktek Delisa. Tapi kejadian yang tak terduga terjadi, bencana tsunami melanda ketika ia sedang menghafal di depan kelasnya, hal itu membuat Delisa kehilangan keluarganya, kehilangan satu kakinya. Namun ia tetap tegar menerimanya dan ia sangat bersyukur masih memiliki Abi, cobaan ini membuat Delisa belajar memahami akan arti kesabar dan keikhlasan. UNSUR - UNSUR INTRINSIK- Tema Perjuangan- Tokoh dan Penokohan Delisa manja, baik hati, Ummi Salamah bijaksana, rendah hati, Abi Usman baik hati, sayang keluarga, Cut Fatimah tegas, penyayang, Cut Aisyah egois, Cut Zahra pendiam, Koh Acan baik hati, Teuku Uman nakal, Tiur baik hati, Prajurit Smith perhatian, Suster Sophi baik hati, Kak Ubai baik hati. - Latar Tempat ; Pesisir pantai Lhok Nga, Rumah sakit kapal induk, Semak - semak, Latar Waktu Pagi, siang, malam, dini Suasana Senang, sedih, Sudut Pandang sudut pandang yang digunakan penulis dalam cerita ini yaitu sudut pandang orang ketiga. Hal ini dapat dibuktikan oleh penulis yang selalu menyebutkan nama tokoh yang terdapat dalam novel Alur dalam novel ini alur yang digunakana dalah alur maju-mundur. Hal ini dapat dibuktikan ketika tokoh utama kembali mengngat ke masalalu a9membayangkan saat - saat dulu ia bersama keluarganya.- Amanat 1. Bersyukur dan tetap selalu ikhlas terhadap cobaan yang diberikan oleh Allah SWT2. Jangan menyerah dengan keadaan3. Percayalah, setiap masalah pasti ada jalannyaKelebihan dan kelemahan- Kelebihan Novel ini menarik dan mudah di pahami, disusun dengan tulisan - tulisan sederhana namun sangat berkesan. Mengandung nilai - nilai religius dan nilai sosial yang tinggi. Dalam novel ini tergambar keharmonisan suatu keluarga. Kisah ini banyak mengandung kisah inspiratif, yaitu kisah seorang anak yang berusia 6 tahun yang berjuang untuk menghafal hafalan shalat agar sempurna ketika pengambilan nilai. Ia juga menu=erima ujian dari Allah SWT denga Kelemahan Dalam novel ini tidak terdapat daftar isi, kata pengantar dan novel ini sangat menarik. Disajikan dengan tulisan yang mudah di pahami dan sangat berkesan. 1 2 3 Lihat Hobby Selengkapnya
Suka covernya yang ini ❤️❤️ Judul Buku HAFALAN SHALAT DELISA Penulis Tere Liye Penerbit Republika Penerbit Tahun Terbit Cetakan I, November 2005. Cetakan XXXI, Maret 2018 Jumlah Halaman 266 Halaman Salah satu buku dengan rating tertinggi di 4 dari 5 bintang. Novel tentang bacaan shalat anak 6 tahun denga latar bencana Tsunami ini sangat mengharukan. Nilai keikhlasan dengan halus di jalin pengarangnya ke dalam plot cerita dunia kanak-kanak ini. Saya membacanya dengan rasa sentimental, karena selepas tsunami saya pernah bolak balik ke Lhok Nga itu.” —Taufik Ismail, Penyair “Buku yang indah dan ditulis dalam kesadaran ibadah. Buku ini mengajak kita mencintai kehidupan, juga kematian, mencintai anugerah juga musibah, dan mencintai indhanya hidayah.” —Habiburrahman El Shirazy. Novelis/Penulis best seller ayat-ayat cinta Novel ini disajikan dengan gaya sederhana,namun sangat menyentuh. Penulis berhasil menghadirkan tokoh-tokoh dan suasana dengan begitu hidup, Islami dan Luar biasa. Pantas dibaca oleh siapa saja yang ingin mendapatkan pencerahan rohani.” —Ahmadun Yosi Herfanda. Sastrawan dan Redaktur Sastra Republika Dramatis tanpa perlu hiperbolic. Menyentuh tanpa perlu mengaharu-biru. Kecerdasan dalam kepolosan. Terkadang malu sendiri ketika menyimak si mungil Delisa. Seolah menonton film dokumenter ketika membacanya lembar demi lembar. Two thumbs up!” —Azzar Kuntoazi. Fotogafer, Pembaca pertama novel ini; penikmat sastra. Hafalan Salat Delisa, adalah buku pertama yang saya baca dari karya-karyanya Tere Liye dengan cover buku yang awal, pinjaman dari seorang sahabat. Sehingga awalnya saya kira Tere Liye itu penulis religi. Saya mulai baca buku Tere Liye tahun 2010 *duh ketinggalan, padahal bukunya sudah terbit tahun 2005* 😂 Terima kasih untuk sahabat saya, yang sudah memperkenalkan saya dengan karya Tere Liye. Baca juga Resensi buku Komet Minor, Komet, serta Ceros dan Batozar karya Tere Liye Dari buku ini kemudian buku-buku berikutnya yang berbeda, pada akhirnya kini saya tahu bahwa tulisan Tere Liye itu tidak melulu tentang religi, banyak mengangkat tema tentang hal umum, tapi hebatnya Tere Liye itu buku-bukunya gak berat. Sederhana, namun selalu memberikan nasihat dan pesan-pesan yang bagus. Dan terkadang, bagi saya pribadi, hal sederhana itu bisa terasa istimewa. Terbukti sudah puluhan karya yang dihasilkan oleh Tere Liye, tapi saya belum bosen malah selalu menunggu karya-karya berikutnya 😁 Bahkan, sambil menunggu karya berikutnya, terkadang saya juga baca lagi buku yang sudah saya baca. Berhubung belum review buku ini, saya pun akan menuliskan reviewnya. Btw, saya lebih suka cover yang tahun 2018 ini 😊 Baca resensi buku Si Anak Badai Delisa anak perempuan yang bermata hijau, bening dan umurnya baru mencecah lima tahun. Dia hidup dalam keluarganya yang sebegitu, dia cuba menghafal bacaan dalam solat dengan bantuan ibu dan Namun Tuhan lebih tahu apa yang lebih baik untuk hamba-Nya. Tsunami datang melumatkan senyuman pada wajah Delisa. Tsunami mengambil segala-galanya, keluarga juga kaki kecilnya. Yang tersisa, hanya dia dan ayahnya, dan dalam keadaan sebegitu apakah Delisa mampu tetap tersenyum seperti dahulu dan menyudahkan hafalannya? Alisa Delisa adalah seorang gadis kecil yang ingin menghafal hafalan shalat untuk ujian praktek yang akan dilakukannya didepan kelas. Awalnya dia sangat bersemangat menghafal karena Ummi Salamah membeli kalung emas serta sepedah dari Abi sebagai jaminan kelulusan ujian praktek Delisa. Tapi malangnya bencana tsunami melanda ketika dia menghafal didepan kelas, hal itu membuat Delisa harus kehilangan keluarganya, kehilangan satu kakinya. Namun dia tetap tegar menerimanaya, ia besyukur masih memiliki Abi Usman, cobaan ini membuat Delisa belajar memahami arti keikhlasan, ikhlas menghafal bacaan shalat hanya karena Allah Swt semata,bukan untuk mendapat hadiah dari Ummi dan Abi. Baca review Anak Rantau karya A. Fuadi Moral of the story, pesan dalam novel ini Setiap permasalahan pasti ada jalannya. Jangan menyerah dengan keadaan, tetap bertahan, berjuang, dan tegar untuk menghadapi segala ujian. Bersyukur dan tetap ikhlas atas segala pemberian ALLAH SWT. Novel Tere Liye ini benar-benar mengharukan 😂 Novel ini sangat bagus untuk dibaca semua kalangan, baik anak-anak maupun remaja bahkan orang tua sekalipun. Pesan yang tersirat memberikan banyak inspirasi bagi para pembacanya. Isinya penuh dengan perenungan bagi siapa saja yang khusyu’ mengkhayati alur cerita ini, isi cerita dibalut dengan suasana tegang, haru, serta menonjolkan keharmonisan keluarga berbalut islami ditengah pulau Lhok Ngah,Aceh yang menjadi setting tempat untuk novel ini. Bahasa yang digunakan sederhana sehingga mudah dipahami, penulis menyajikan imajinasi untuk para pembaca mengenai alur dan setting cerita tersebut mengenai tsunami di Aceh tanggal 26 Desember tahun 2004 dan kehidupan usai dilanda bencana menggetarkan dunia tersebut. Novel Hafalan shalat Delisa ini, sudah difilmkan pada tanggal 22 Desember 2011. Dan ini novel pertama Tere Liye yang diangkat ke layar lebar. Meskipun filmnya sudah sering diputar di TV, tapi saya malah belum pernah nonton filmnya sampai habis 😁 Baca review Sunset bersama Rosie karya Tere Liye Saya sangat berterimakasih sekali kepada sahabat saya, dan saya akan selalu ingat perkenalan pertama saya dengan karya Tere Liye, yaitu lewat buku ini. Buku ini telah memikat hati saya dalam arti untuk terus mengikuti dan membaca karya-karya penulisnya. Buku ini recommended banget! Rating saya 5/5. Saya pernah menulis email ke Tere Liye, alhamdulillah dibalas oleh beliau. Salah satu yang beliau sampikan ke saya “Pinjamkan koleksimu ke teman-temanmu.” Nah berhubung gak semua teman saya suka baca, atau bahkan selera bacanya berbeda dengan saya, maka cara saya meminjamkan koleksi saya yaitu dengan mereview buku 😊 Kalimat-kalimat favorit saya dalam buku Hafalan Solat Delisa Memuji itu mudah sekali dilakukan, dan orang yang menerimanya akan riang. Jadi kenapa orang-orang tidak saling memuji dengan tulus saja? halaman 57. Raut dan bentuk kesedihan sama di seluruh dunia. Universal! Kesedihan tidak memerlukan perantara bahasa. halaman 105 Jangan pernah lihat hadiah dari bentuknya. Lihatlah dari niatnya. InsyaAllah hadiahnya terasa lebih indah hal. 216 Orang-orang yang kesulitan melakukan kebaikan itu, mungkin karena hatinya. Hatinya tidak ikhlas, hatinya jauh dari ketulusan hal. 245 Cukuplah percaya dengan satu janji-Mu. Maka kehidupan di dunia ini akan terasa jauh lebih indah. Semuanya akan terasa jauh kebih indah. Yakinlah! hal. 262 “Marah dan menangis itu satu jenis. Kalian akan menangis jika saking marahnya. Menangis itu juga satu jenis dengan senang. Kalian akan menangis jika saking senangnya. Dan tentu saja menangis itu benar-benar satu jenis dengan sedih.” Kita belajar shalat itu hadiahnya ngga sebanding dengan kalung, hadiahnya sebanding dengan surga.” “Muslim yang baik selalu bisa menghargai waktu.” Sungguh saudara-saudara kita akan menjadi tameng api neraka, maka berbuat baiklah kepada mereka. Sungguh adik-kakak kita akan menjadi perisai cambuk malaikat, maka berbuat baiklah kepada mereka. Sungguh saudara-saudara kita akan menjadi penghalang siksa dan azab himpitan liang kubur, maka berbuat baiklah kepada mereka.” Hal yang membuat saya selalu tertarik dan tidak bosan membaca buku-buku karya Tere Liye, salah satunya Tere Liye menyajikan buku dengan banyak genre. Dari puluhan buku yang sudah ditulisanya, berikut ini buku-buku Tere Liye yang sudah saya baca dan review NOVEL GENRE ANAK-ANAK & KELUARGA Hafalan Solat Delisa, Moga Bunda Disayang Allah, Bidadari-Bidadari Surga recover dan retitle mrnjadi Dia adalah Kakakku, Eliana, recover dan retitle menjadi Si Anak Pemberani, Burlian, recover dan retitle menjadi Si Anak Spesial, Pukat, recover dan retitle menjadi Si Anak Pintar, Amelia,recover dan retitle menjadi Si Anak Kuat, Si Anak Cahaya Si Anak Badai, Si Anak Pelangi GENRE ROMANCE Cintaku Antara Jakarta Kuala Lumpur The Gogons James and Incridible Incident Berjuta Rasanya, Sepotong Hati Yang Baru, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Sunset Bersama Rosie, recover dan retitle menjadi Sunset dan Rosie, Aku Kau dan Sepucuk Angpau Merah, GENRE FANTASY Ayahku Bukan Pembohong, Sang Pengintai, recover dan retitle menjadi Harga Sebuah Percaya, Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Ceros & Batozar Komet Komet Minor Selena Nebula Si Putih Lumpu GENRE POLITIK & EKONOMI Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk. GENRE ACTION Pulang Pergi Pulang Pergi Genre science and fiction bercampur romance, lingkungan hidup Hujan Genre Biografi tapi tidak pure lebih banyak unsur refleksi Rembulan Tenggelam di Wajahmu KUMPULAN PUISI Dikatakan atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta Sungguh, Kau Boleh Pergi KUMPULAN QUOTE About friends About Love About Life GENRE SEJARAH RINDU GENRE BIOGRAFI TENTANG KAMU Buku Cerita Anak Bergambar versi Bahasa Indonesia yang sudah terbit bukunya Toki si Kelinci Bertopi Suku Penunggang Layang-Layang BUKU TERE LIYE Yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris EARTH MOON SUN Buku-Buku Serial Karya Tere Liye Buku Serial BUMI BUKU SERIAL ANAK-ANAK MAMAK, recover dan retitle menjadi Buku Serial ANAK NUSANTARA Buku SERIAL AKSI Buku SERIAL CERITA ANAK BERGAMBAR Ebook yang sudah baca di Google Play Book The Gogons 1 James and Incridible Incidents The Gogons 2 Dito and The Prison of Love unedited version Selena unedited version Nebula unedited version Si Putih unedited version Lumpu unedited version Si Anak Pelangi unedited version Gnalup Pergi unedited version Selamat Tinggal unedited version Jengki A Thrilling Night The Golden Apple The Tribe of Kite Riders Hatrab The Rabbit With The Hat When everything Took a Turn for the Worse The Conference of the Bottle Tops Janji unedited version Baca juga 5 Cara membaca buku tanpa harus membeli buku Hal-hal menarik dari buku serial Bumi Buku bajakan rugikan diri sendiri dan banyak pihak 50 judul lebih, buku karya Tere Liye Baca juga Buku-buku yang saya baca di tahun 2020 10 buku non fiksi favoritku di tahun 2020 9 buku fiksi favoritku di tahun 2020 Buku bajakan rugikan diri sendiri serta banyak pihak Happy reading!
resensi novel hafalan shalat delisa