Bacajuga: Tak Kuat 'Mendayung' Istri Setiap Malam, Seorang Suami Menjadi Stres dan Takut Pulang ke Rumah Wanita berusia 44 tahun ini memiliki bisnis yang berkembang bersama suaminya. 1 Mendoakan keberkahan dengan meletakkan tangan di kening istri. Dalam Islam ada beberapa adab ketika suami dan istri bersanding pada malam pernikahan. Salah satu adabnya adalah suami dianjurkan meletakkan tangannya di kening istri sambil menyebut nama Allah dan mendoakan keberkahan baginya dan hendaknya mengucapkan: "Allahumma inni as aluka Darikutipan di atas dapat diuraikan 16 adab istri terhadap suami. Yuk, simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut! Adab Istri Kepada Suami Menurut Islam yang Perlu Diterapkan 1. Istri Senantiasa Merasa Malu Terhadap Suami. Meski bukan pengantin baru lagi, hendaknya istri tetap mempertahankan rasa malunya kepada suami. Ataubahkan suami selalu mengikuti perkataan istri karena latar belakang istri lebih sukses ataupun kaya. Nah, bagaimana hukumnya suami takut istri? Allah SWT telah berfirman, "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Suamitidak setia, istri tidak setia, mereka membangun kelekatan dengan orang lain yang bukan pasangan hidupnya. John M. Gottman menyatakan, "Pasangan yang saling mengenal secara intim [dan] sangat memahami kesukaan, ketidaksukaan, keunikan pribadi, harapan, dan impian satu sama lain --adalah pasangan yang berhasil". Namun intimacy bukan given. KewajibanSuami terhadap Istri. Suami harus memenuhi kewajibannya terhadap istri, yakni: Membimbing istri dan rumah tangga. Melindungi istri. Memberi pendidikan agama dan kesempatan belajar kepada istri. Menanggung nafkah, kiswah, kediaman, biaya rumah tangga, biaya perawatan, dan biaya pengobatan untuk istri dan anak. Suamisuami takut istri, fenomena akhir zaman. Rasulullah SAW bersabda tentang tanda-tanda kiamat "Apabila al-Fai' hanya dibagikan di kalangan orang-orang kaya, seorang suami takut kepada istrinya dan durhaka terhadap ibunya, dan seseorang lebih dekat kepada temannya daripada ayahnya sendiri," (HR. Tirmidzi. CfQr1IK. Ilustrasi suami dan istri berhaji bersama-sama. JAKARTA - Haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh mereka yang memiliki kemampuan. Kemampuan yang dimaksud adalah mampu secara fisik dan juga secara keuangan. Dalam kondisi demikian, jika seorang suami memiliki dua kemampuan tersebut, apakah dia wajib membiayai istrinya untuk menunaikan ibadah haji? Penasihat Mufti Mesir Syekh Majdi Ashour menjelaskan, suami tidak wajib membiayai istrinya untuk melaksanakan ibadah haji. Hal ini disampaikannya sebagaimana dilansir laman Masrawy. Namun jika salah satu dari mereka, misalnya suami menanggung biaya haji istrinya atau bahkan sebaliknya yakni istri membiayai haji suaminya, maka tidak ada masalah secara syariat. Ini adalah bentuk kebaikan dan kemurahan hati. Dalam kesempatan itu, Syekh Ashour menganjurkan para suami untuk membiayai ibadah haji istrinya selama memiliki kemampuan dalam mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW. Dalam hal istri mengeluarkan uang atau membiayai pelaksanaan ibadah haji suamianya, bagaimana hukumnya secara syariat? Mantan Mufti Mesir, Syekh Ali Jum'ah menyampaikan penjelasan soal apakah boleh menggunakan uang istri untuk naik haji. "Ya, dibolehkan jika dengan persetujuannya," tuturnya. Kemudian Syekh Jum'ah mengutip firman Allah SWT ﴿فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا﴾ [النساء 4]. "Dan berikanlah maskawin mahar kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati." QS An Nisa ayat 4 Sementara itu, Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama LBM PBNU, KH Mahbub Maafi menjelaskan, pada prinsipnya, memberangkatkan atau membiayai orang lain untuk melaksanakan haji ataupun umroh adalah perbuatan yang baik. Oleh Hamdi, [email protected] PENULIS Penulis sengaja memakai istilah “berbagi peran” pada judul tulisan ini. Lho, apa bedanya dengan “bertukar peran”? Menurut penulis dalam “berbagi peran” itu terjadi proses saling melengkapi antara suami dan istri tanpa melupakan peran dan kewajiban pokok masing-masing. Sedangkan dalam istilah “bertukar peran” tersirat makna adanya peran yang terbalik, suami mengerjakan peran istri dan sebaliknya istri melakoni peran suami. Boleh jadi yang terjadi adalah, maaf, suami lupa peran utamanya sebagai leader dan pencari nafkah, sedangkan istri alpa dengan peran intinya sebagai pengayom anak-anak serta manajer rumah tangga. Mungkin ada pembaca yang tak sepakat dengan pendapat saya tersebut, ya gapapa. Itu wajar dan sah-sah saja. Di alam demokrasi ini kebebasan berpendapat dijamin oleh konstitusi kita, yaitu pasal 28 UUD 1945. Di saat pandemi ini merupakan momen yang tepat bagi pasangan suami istri untuk saling berbagi peran. Penulis yakin jauh sebelum pandemi pun proses berbagi peran sudah dilakukan oleh banyak keluarga. BACA JUGA 4 Karakter Unik Saudah binti Zam’ah, Istri Nabi Muhammad SAW Menurut penulis, di zaman yang serba cepat berubah ini, berbagi peran sudah menjadi tuntutan sekaligus kebutuhan dalam keluarga. Misalnya, untuk menambah penghasilan istri bisa bantu-bantu mencari tambahan, sementara suami bisa meringankan tugas istri dengan mengerjakan urusan rumah, seperti memasak dan mencuci. Jika tugas saling berbagi peran ini dikerjakan dengan ketulusan kedua belah pihak, insyaa Allah suasana rumah tangga bisa lebih guyub dan harmonis. Foto Freepik Memang di zaman sekarang ini lumrah sebuah keluarga ada asisten rumah tangga ART, terutama di perkotaan. Boleh dibilang semua urusan kerumahtanggaan diborong oleh ART, seperti mencuci, memasak, menggosok, dan mengepel. Disebabkan para istri yang juga bekerja di luar akhirnya tugas-tugas domestik tersebut diambil alih oleh ART, bahkan untuk mengasuh balita sekalipun. Sedangkan para suami justru lebih asyik dengan peran publiknya seperti mencari nafkah dan peran-peran sosial lannya. Akibat kesibukan suami dan istri yang sama-sama bekerja akhirnya perhatian terhadap anak berkurang, apatah lagi untuk urusan remeh temeh di rumah. Justru di sini terlihat tidak adanya saling berbagi peran antara keduanya, karena asyik dengan “dunianya” masing-masing. Dalam banyak kasus, anak yang sering menjadi korban akibat “ulah” ayah ibunya. Pada kondisi tertentu memang tidak bisa dihindari munculnya kondisi bertukar peran suami dengan istri. Misalnya, istri bekerja sebagai TKI di luar negeri, mau tak mau sang suami yang mengambil alih tugas-tugas kerumahtanggaan, seperti mengasuh anak, masak, dan mencuci. Potret keluarga seperti ini bisa kita lihat pada sinetron “Dunia Terbalik” yang ditayangkan di salah satu stasiun tivi swasta. Sinetron drama berbumbu komedi ini dengan sangat pas memotret pertukaran peran pada keluarga di Ciraos di mana para suami melakoni peran domestik akibat ditinggal istri yang mencari nafkah sebagai TKI. Konon, diceritakan dalam sinetron tersebut, fenomena “dunia terbalik” ini sudah berlangsung turun-temurun selama puluhan tahun. BACA JUGA Suami, Lakukan Ini agar Tidak Jadi Dayyuts Kondisi lain yang berpotensi menimbulkan pertukaran peran suami istri yaitu saat suami terkena PHK. Sementara suami belum bekerja kembali maka terpaksa” istri yang bekerja agar dapur tetap ngebul. Meskipun begitu, faktanya tidak sedikit para istri yang bisa menjalankan dua peran sekaligus, mengurus keluarga dan mencari nafkah. Sebenarnya pertukaran peran dalam kasus ini bersifat sementara. Jika suami sudah bekerja kembali, seharusnya peran suami istri dikembalikan kepada situasi dan kondisi yang normal. Boleh jadi kondisi yang saya paparkan di atas menimbulkan respon yang beragam, ada yang pro dan kontra. Bagi kalangan feminis apa yang saya gambarkan tersebut bisa jadi mereka langsung menyatakan ketidaksetujuannya, bahkan protes. Apalagi bagi penganut feminisme radikal yang beranggapan bahwa faktor utama penyebab pembagian kerja secara seksual adalah sistem patriarkhal di mana laki-laki mengendalikan perempuan dengan kekuasaan. Menurut kelompok feminis radikal, mengikuti teori Fristone dalam bukunya Dialectic of Sex, sumber dari kelemahan perempuan ada pada struktur biologisnya. Perempuan sepanjang sejarah, sebelum alat-alat kontrasepsi ditemukan, menjadi mangsa dari fungsi biologis badannya; harus mendapatkan haid, menopause, dan macam-macam penyakit perempuan lainnya, seperti rasa sakit ketika melahirkan, harus mengasuh anak, dan sebagainya. Semua faktor ini membuat perempuan tergantung kepada laki-laki. Beda lagi dengan pandangan feminisme liberal yang berangkat dari dasar filosofi liberalisme. Kelompok ini berpendapat bahwa semua orang diciptakan dengan hak-hak yang sama, dan setiap orang harus mempunyai kesempatan yang sama untuk memajukan dirinya. Gerakan ini beranggapan bahwa sistem patriarkhal dapat dihancurkan dengan cara mengubah sikap masing-masing individu, terutama sikap perempuan dalam hubungannya dengan laki-laki. Perempuan harus sadar dan menuntut hak-hak ini. Foto Freepik Tuntunan ini akan menyadarkan kaum laki-laki, dan kalau kesadaran ini sudah merata, maka dengan kesadaran baru ini, manusia akan membentuk suatu masyarakat baru di mana laki-laki dan perempuan bekerja sama atas dasar kesetaraan. Gerakan feminisme berikutnya adalah feminisme Marxis. Sebagai reaksi terhadap pemikiran feminisme liberal, feminisme Marxis berpendapat bahwa ketertinggalan yang dialami oleh perempuan bukan disebabkan oleh tindakan individu secara sengaja tetapi akibat dari struktur sosial, politik, dan ekonomi yang erat kaitannya dengan sistem kapitalisme. Menurut mereka, tidak mungkin perempuan dapat memperoleh kesempatan yang sama seperti laki-laki jika mereka masih tetap hidup dalam masyarakat yang berkelas. Berikutnya adalah gerakan feminisme sosialis. Gerakan ini merupakan sintesis antara feminisme Marxis dan feminisme radikal. Asumsi yang digunakan feminisme sosialis adalah bahwa hidup dalam masyarakat kapitalistik bukan satu-satunya penyebab utama keterbelakangan perempuan. Selain di negara-negara kapitalis, di negara-negara sosialis kaum perempuan juga terjun dalam pasaran tenaga kerja dan sebagian besar secara ekonomi sudah mandiri. Namun, dalam kenyataannya mereka masih hidup dalam kungkungan sistem patriarkhi. Menurut mereka, penindasan perempuan ada di kelas mana pun. Mereka menolak Marxis klasik, dan tidak menganggap eksploitasi ekonomi sebagai lebih esensial daripada penindasan gender. Pada pertengahan kedua abad ke-20, ketika kaum perempuan kelas atas dan menengah telah memiliki akses sepenuhnya pada kehidupan publik dan telah berintegrasi dengan masyarakat luas, maka para feminis muslimah mulai menulis tentang peran gender dan hubungannya dengan keluarga dan masyarakat. Mereka menulis tema-tema yang menyangkut kekerasan seksual terhadap perempuan, eksploitasi perempuan, misogini, dan tentang sistem patriarkhi itu sendiri. Di antara para feminis muslim kontemporer yang mempersoalkan historisitas ajaran Islam adalah Ashgar Ali Engineer, Riffat Hasan, dan Amina Wadud Muhsin. Dalam pandangan mereka Al-Qur’an tidak melihat inferioritas perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Laki-laki dan perempuan, menurut mereka, setara dalam pandangan Allah SWT. Hanya para mufasirlah, yang hampir semuanya laki-laki, yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara tidak tepat. BACA JUGA Menjadi Istri yang Baik, Begini Caranya Di antara ayat-ayat yang penafsirannya mereka persoalkan adalah ayat-ayat tentang penciptaan perempuan, kepemimpinan rumah tangga, kesaksian, dan kewarisan perempuan Ilyas, 2015 21-30 Jadi, intinya secara pribadi penulis lebih sepakat dengan konsep “berbagi peran” daripada “bertukar peran’ antara suami dan istri. Terlepas dari beragam konsep dan teori tentang feminisme yang sudah dipaparkan di atas, penulis setuju bahwa harus terciptanya kesetaraan baca keadilan antara laki-laki dan perempuan. Tentunya konsep kesetaraan gender yang dimaksud bukanlah kedudukan laki-laki dan perempuan harus “disamakan” di semua bidang kehidupan. Keduanya memiliki karakateristik yang khas yang tidak bisa dipertukarkan satu sama lain. Misalnya, perempuan dikodratkan mengalami menstruasi dan bisa hamil serta melahirkan. Perempuan bukanlah makhluk yang hanya indah dipandang manakala berada di “sangkar madu.” Laki-laki juga tidak selamanya harus berada “di atas” perempuan, meskipun ayat Al-Qur’an menegaskan bahwa kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum perempuan ar-rijaalu qawwaamuuna alannisaa seperti tercantum dalam surat An-Nisaa ayat 34. Foto Freepik Namun, Al-Qur’an juga mengonfirmasi bahwa lelaki dengan perempuan itu setara. Allah Subhanahu wata’ala berfirman “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baikdan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS. An-Nahl [16] 97. Hal yang sama ljuga ditegaskan di surat An-Nisaa ayat 124 dan Ali Imran ayat 195. Lelaki dan perempuan sejatinya memiliki potensi dan kesempatan yang sama untuk menjadi insan terbaik khairunnaas di berbagai aspek kehidupan. Allah Subhanahu wata’ala menyediakan berbagai fasilitas untuk keduanya agar bisa menjadi yang terbaik di muka bumi. Meskipun lelaki dan perempuan diberikan segala kelebihan serta keistimewaaan oleh Allah, tetapi tak ada manusia yang sempurna di dunia. BACA JUGA Pintu Rezeki Suami Istri Oleh karena itu, sudah selayaknya dan semestinyalah antara keduanya saling berkolaborasi dan melengkapi. Kaum lelaki bisa mengisi kekosongan yang ada pada kaum perempuan dan sebaliknya. Salah satu jalan yang bisa ditempuh adalah dengan berbagi peran, baik dalam urusan domestik maupun urusan publik. Mumpung belum terlambat, mari kita laksanakan konsep 3 M mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari ssekarang. Berbagi peran suami dengan istri, siapa takut? Wallahu a’lam bish-shawab. [] “Tak lama setelah istrinya meninggal karena kanker rahim akut, maka suaminya pun meninggal juga. Mereka memang terlalu dekat, kemana-mana berdua dan nampaknya sang suami tidak bisa kehilangan istrinya. Pokoknya dalam keluarga kami, suaminya terkenal setia dan tergantung banget sama istrinya, apa-apa harus ditanyakan kepada istrinya, semua keputusan dalam persoalan apapun, aku perhatikan pasti ada unsur campur tangan sang istri,” demikian cerita Inas seru ketika membicarakan betapa setianya sang suami pada sang istri. Kisah yang ternyata dialami sendiri oleh keluarga pamannya, ketika Salma akan kuliahnya mempertanyakan kenapa lelaki sangat susah untuk setia. Kemudian, kami teringat kisah seorang pemimpin yang selama ini terkenal kuat namun ketika istrinya meninggal dunia, sang suami menjadi terlihat sangat lemah dan kelihatan seperti tidak cemerlang. Dalam hal membuat keputusan pun terlihat ragu-ragu, bahkan nampak keengganan dalam mengambil tindakan. Padahal dulunya dia terkenal berani, namun sekarang menjadi lambat dalam mengambil keputusanbahkan terlihat semakin lemah dan melemah setelah dua tahun sang istri meninggalkannya hidup sendiri di dunia ini. Memang ada tipe suami yang selalu bertanya dan meminta pendapat sang istri dalam berbagai hal, bahkan terkadang terkesan sang suami tidak berani mengambil keputusan bila sang istri tidak kunjung memberi persetujuan. Suatu hari, kami ingin menyewa sebuah rumah, rencananya kami hanya ingin menyewa satahun saja. Namun karena rumah kami kemungkinan dalam waktu setahun bisa segera ditempati, setelah renovasi besar-besaran akibat banjir di Jakarta dua tahun lepas, dan saat sekarang ini kami sedang punya uang untuk merenovasi, menguruk agar lebih tinggi yang biayanya tidak sedikit serta dijual pun rumah itu cenderung tidak laku, maka dengan sisa uang yang ada kami menyewa sebuah rumah yang kecil dan asri. Nampak dalam transaksi sewa-menyewa, sang suami yang empunya rumah lebih luwes, apa saja di ok kan walaupun dengan permintaan yang segudang. Sang istri terlihat tidak suka melihat gigihnya kami menawar murah serta minta ini dan itu, sambil menghentakkan kaki, sang istri bergerak pergi meniggalkan kami. Ehmm… rupanya sang istri ngambek dan sejenak suasana diantara kami menjadi tidak enak. Dengan sopan sang suami mempersilahkan kami untuk menghubunginya kembali dan berjanji akan menyerahkan kunci rumah segera. Tunggu punya tunggu, ternyata tidak ada kabar sama sekali, dengan agak terpaksa, karena aku pun merajuk kepada suamiku, maka suamiku segera menelpon sang pemilik rumah. Ketika dihubungi maka sang suami pun mengankat telepon, dengan gugup dia menjawab bahwa rumah sudah disewa kawan istrinya. Subhanallah, jika semua keputusan dan keinginan akhirnya ada ditangan seorang wanita, bagaimana jadinya dengan dunia ini pada umumnya. Mengapa suami-suami seringkali menyerahkan keputusuan pada sang istri, apakah karena tidak mau ribut ataukah karena terlalu sayang ataukah karena memang wanita pandai merayu. Sesungguhnya para lelaki harus ingat bahwa apapun keputusan dirumah tangga itu, baik dan buruknya, sang suami sebagai pemimpin keluarga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan segala keputusannya. Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam amir pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan karyawan bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya. HR. Bukhari dan Muslim Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil professional atau ahli. Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. HR. Ahmad Itulah mengapa lelaki harus sholat Jum’at, bila tidak maka akan mendapat dosa yang lebih karena sesungguhnya melaksanakan shalat Jum’at agar mereka mendapat charge iman dan pengetahuan agama, sekurang-kurangnya seminggu sekali agar mereka mampu menjadi pemimpin dan menjadi pembuat keputusan untuk segala sesuatu, bukan malah tergantung pada wanita, sehingga lambat dalam membuat keputusan serta ragu dalam segala tindakan serta tidak percaya diri sebelum bertanya kepada sang istri. Inikah yang disebut suami-suami takut kepada istri? atau suami-suami takut kehilangan istri? wallohu alam. Quiz Apa yang membuat suami suami takut istri? Menyajikan informasi terkini, terbaru dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle dan masih banyak dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparanIlustrasi suami istri Foto PixabayIslam mengajarkan pasangan suami istri untuk memenuhi hak dan kewajiban masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mencapai rumah tangga yang sakinah mawaddah wa buku Hak-hak dan Kewajiban Suami Istri tulisan Syaikh Nawawi Al-Bantani 20208, ajaran tentang hak dan kewajiban suami istri tercatat dalam surat Al-Baqarah 228."Para istri memiliki hak dengan baik sebagaimana kewajiban mereka. Sedangkan para suami memiliki setingkat lebih unggul." QS. Al-Baqarah 288Firman tersebut memiliki arti hak istri yang diperoleh dari suami setara sebagaimana hak suami yang didapat dari istri. Kesetaraan ini mencakup kewajiban untuk dilakukan dan diperoleh, bukan setara dalam jenis secara itu "dengan baik"artinya baik dan layak menurut syariat Islam. "Para suami memiliki setingkat lebih unggul" mengandung arti prioritas suami dalam memperoleh hak berupa ketaatan istri dan suami membaca Al Quran. Foto ShutterstockHak dan Kewajiban SuamiMengutip buku Fiqh Munakahat karya Prof. Dr. H. Abdul Rahman Ghazaly, 2003117, terdapat beberapa hak dan kewajiban suami dalam ajaran Islam, antara lain adalahBeberapa hak suami terhadap istri yang paling pokok, yaituIstri menjaga diri sendiri dan harta dalam hal-hal yang tidak diri dari mencampuri sesuatu yang dapat menyusahkan bermuka masam di hadapan menunjukkan keadaan yang tidak disenangi Suami terhadap IstriSuami harus memenuhi kewajibannya terhadap istri, yakniMembimbing istri dan rumah pendidikan agama dan kesempatan belajar kepada nafkah, kiswah, kediaman, biaya rumah tangga, biaya perawatan, dan biaya pengobatan untuk istri dan hubungan suami istri dalam agama Islam. Foto ShutterstockHak dan Kewajiban IstriSeperti suami, istri juga memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, di antaranyaMendapat makanan ketika suami pakaian ketika suami dipukul di bagian dipisah al-hajr kecuali pisah mahar harta yang wajib diberikan kepada istri ketika akad mut'ah sesuatu yang bisa dinikmati atau dimanfaatkan. Harta ini diberikan suami kepada istri yang Istri terhadap SuamiAdapun kewajiban istri terhadap suami, yakniPandai mengambil hati suami lewat makanan dan rumah dengan keluarga sopan dan penuh senyum pada dan patuh kepada dan syukur atas pemberian berhemat dan gemar bersolek untuk atau di hadapan selalu cemburu Hukum Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Islam?Hak Suami terhadap IstriHak Istri uami terhadap Suami Ada banyak tanda suami takut kepada istri, mulai dari selalu nurut hingga menghindari diskusiPernikahan seharusnya menjadi sesuatu yang menyenangkan karena memiliki teman hidup untuk saling melengkapi. Tetapi, bagaimana bila pernikahan yang dijalani justru terasa membebani karena adanya rasa takut kepada pasangan?Tentunya rasa takut yang dirasakan oleh salah satu pasangan dalam rumah tangga tidak akan berdampak baik. Rasa takut terhadap pasangan bukan hanya dirasakan istri, tetapi juga bisa dirasakan oleh Mama pernah mendengar istilah "Suami Suami Takut Istri" yang populer dalam sitkom televisi. Istilah tersebut ternyata bukan hanya fiksi belaka. Fenomena suami takut kepada istri memang banyak ditemui di kehidupan hal apa yang menjadi tanda bahwa suami takut kepada istri? Kali ini merangkum deretan ciri suami takut istri secara lebih deretan cirinya di bawah ini yuk, Ma!1. Selalu setuju dengan pendapat istriFreepik/pressfotoPerbedaan pendapat antara suami istri memang sering dijumpai dalam rumah tangga. Salah satu ciri bahwa suami takut kepada istri ialah selalu setuju dengan pendapat istri. Di mana suami selalu mengangguk pada segala hal yang istri ketika membahas hal-hal yang penting, suami seolah setuju tanpa mengungkapkan pendapatnya terlebih dahulu atau bahkan berdiskusi dengan Mama. Bila begitu, besar kemungkinan penyebab sikap suami seperti itu karena merasa ini sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja ya, Ma. Pasalnya, bisa jadi suami sebenarnya memiliki pendapat sendiri tetapi dipendam karena takut mengungkapkan kepada Mama. Bila terus-menerus begitu, maka bisa berdampak buruk bagi hubungan, Menghindari diskusi panjang dengan istriFreepik/wayhomestudioCiri lainnya bahwa suami takut kepada istri ialah suami akan menghindar. Apalagi saat dihadapkan pada hal-hal yang mengarah ke diskusi panjang dengan istri. Suami akan lebih memiliki mengiyakan pendapat istri atau nurut seperti di ciri suami menghindari diskusi panjang dengan istri bisa terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya merasa takut menyinggung perasaan istri, sehingga menyebabkan konflik dalam rumah tangga. Bisa juga karena suami merasa selalu kalah, sehingga memilih tidak diskusi sejak itu, suami umumnya sangat berhati-hati ketika berbicara dengan istri. Tak jarang, suami yang takut istri juga memilih untuk menghindari pembahasan tentang topik-topik yang sensitif seperti Picks3. Menyerahkan keputusan mutlak kepada istriFreepik/JcompBerdiskusi dengan pasangan sebelum mengambil keputusan memang salah satu hal yang baik dalam rumah tangga. Tetapi, lain halnya bila suami bukan hanya berkonsultasi kepada istri, tetapi juga menyerahkan keputusan multak kepada tersebut justru menjadi pertanda bahwa suami takut kepada istri. Bisa jadi, suami takut akan konsekuensi dari keputusan, sehingga menyerahkan ke istri. Padahal, seharusnya keputusan terbesar masih ada di tangan suami sebagai kepala rumah bila keputusan tersebut menyangkut diri pribadi suami yang tidak memiliki dampak atau pengaruh besar kepada kehidupan rumah tangga. Dalam hal ini, sebaiknya tetap sang suami yang mengambil keputusan setelah mendengarkan masukan dan saran dari Selalu merasa kegiatannya dibatasiFreepik/wavebreakmedia_microCiri lainnya yang menunjukkan bahwa suami takut kepada istri ialah munculnya perasaan bahwa kegiatannya dibatasi oleh istri. Misalnya seperti merasa tidak bisa bertemu dengan teman-teman lama ataupun pada kenyataannya, istri tidak pernah melarang suami beraktivitas. Mungkin saja perasaan ini muncul karena rasa takut suami kepada istri. Di mana suami merasa takut untuk meminta izin atau mengungkapkan keinginannya kepada suami secara tidak langsung akan merasa bahwa istrinya membatasi ruang geraknya. Tentunya lambat laun perasaan ini akan membuat suami merasa tidak nyaman lho, Menghindar bertemu istriFreepik/ satu ciri lainnya bahwa suami takut kepada istri ialah selalu menghindar. Bukan berarti setiap saat suami menjauhi istri, tetapi misalnya saat suami tahu bahwa istri mungkin akan marah kepadanya atau akan saat mendadak lembur dan pulang larut, suami justru memilih untuk tidak langsung pulang ke rumah menemui istri. Suami menduga akan dimarahi, sehingga memilih tidak bertemu dibanding menyelesaikan itu, seharusnya pasangan suami istri bisa saling memahami kegiatan satu sama lain. Dengan begitu, suami tidak perlu merasa takut istri akan dari itu, istri perlu mengomunikasikan dengan suami secara baik-baik agar ia tidak perlu merasa Selalu minta izin kepada istriFreepik/wayhomestudioMeminta izin kepada istri memang bukan menjadi hal yang salah. Tetapi, bila suami selalu minta izin kepada istri ketika hendak melakukan segala hal bahkan ketika membeli barang untuk kebutuhan pribadi, kondisi ini patut ini bisa menjadi salah satu pertanda bahwa suami merasa takut kepada istri. Memang suami sebaiknya memberi tahu atau menginformasikan kepada istri, tetapi bukan berarti bahwa suami dapat membeli barang tersebut hanya bila mendapat izin dari ini karena seharusnya suami bisa memutuskan sendiri terkait hal-hal kecil seperti membeli barang pribadi, terutama bila nominalnya tidak besar atau tidak mengganggu keuangan bersama. Contohnya saja ketika membeli makanan, kebutuhan mandi, bensin, dan Merasa lebih nyaman ketika tidak bersama istriFreepik/yanalyaBila suami tampak lebih nyaman ketika istri tidak berada di dekatnya, hal ini bisa menjadi pertanda bahwa suami takut kepada istri. Misalnya suami merasa lega ketika Mama sedang pergi ke luar, sedangkan dirinya memilih untuk di hanya itu, bila suami terlihat baik-baik saja di hadapan Mama, tetapi justru mengolok-olok Mama di belakang. Contohnya saja membicarakan hal buruk misalnya di hadapan teman atau kerabat. Hal ini menunjukkan bahwa suami sebenarnya takut kepada istri, namun memendam Mama menjumpai keadaan seperti ini, sebaiknya perlu mengajak suami untuk berkomunikasi. Pasalnya terkadang ketakutan suami terhadap istri disebabkan oleh hal tertentu yang ada pada diri sang deretan ciri suami yang takut istri. Bila Mama menemukan salah satu atau beberapa ciri di atas pada suami, segera komunikasikan hal ini dengan suami, suami yang takut istri tentu tidak baik untuk keberlangsungan rumah juga10 Ciri Suami Bohong saat Berbicara, Harus Waspada7 Ciri Suami Pura-Pura Sayang Istri5 Ciri-Ciri Suami Menutupi Sesuatu dari Istrinya

suami takut istri dalam islam